Search This Blog

Sunday, 26 March 2017

Proses manajemen kebidanan



Proses manajemen kebidanan
Horas anak medan yang baek baek, aku kali ini mau post tentang kebidanan. Emang sih agak nggak nyambung dengan isi blog yang sebelumnya, namun tak ada salahnya kan kalau kita berbagi ilmu sedikit tentang kebidanan ini, oke lansung saja penjelasannya. Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah, temuan, keterampilan dalam rangkaian/tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang terfokus pada klien (varney,1997).
Manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah yang berurutan yang dimulai dengan pengumpulan data sampai dengan evaluasi. Proses ini bersifat siklik (dapat berulang), dengan tahap evaluasi sebagai data awal pada siklus berikutnya.
Proses manajemen kebidanan terdiri dari:
  1. Mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien secara keseluruhan. Hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam langkah ini adanya panduan atau patokan mengenai data yang akan dihimpunsesuai dengan kondisi pasien. Jangan sampai bidan terjebak dengan menghimpun data yang sebenarnya tidak diperlukan sehingga yang terjadi justru bukan data fokus yang dapat menunjang diagnosa keadaan pasien. Kegiatan pengumulan data dimulai saat pasien masuk dan dilanjutkan secara terus menerus selama proses asuhan kebidanan berlangsung. Data dapat dikumpulkan dari beberapa sumber melalui 3 macam teknik, yaitu wawancara (anamesa), observasi dan pemeriksaan. Wawancara adalah pembicaraan terarah dengan cara tatap muka dan pertanyaan yang diajukan terarah kepada data yang relevan dengan pasien. Observasi adalah pengumpulan data melalui indra penglihatan (perilaku pasien, ekspresi wajah, bau, suhu, dan lain-lain). Pemeriksaan adalah proses untuk mendapatkan data objektif dari pasien dengan menggunakan instrumen tertentu.
  2. Menginterprestasikan data untuk diagnosa atau masalah.     
  3. Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasikan penanganannya.
  4. Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain, serta rujukan berdasarkan kondisi klien.
  5. Menyusun rencana asuhan secara menyeluruh dengan mengulang kembali proses untuk aspek-aspek sosial yang tidak efektif.
  6. Pelaksanaan langsung asuhan secara efisien dan aman.
  7. Mengevaluai keefektifan asuhan yang diberikan dengan mengulang kembali manajemen proses untuk aspek-aspek asuhan yang tidak efektif.
sekian untuk kita semua, semoga bermanfaat bagi kita semua.

No comments: